[Kimia Bahan Alam#4] Keragaman dan Keunikan Struktur Terpenoid


Terpenoid merupakan kelas senyawa kimia yang ada di semua organisme hidup. Namun, tanaman hijau dan, khususnya, bunga-tanaman menunjukkan jumlah terpenoid yang luar biasa tinggi, keduanya perspesies dan secara total, dibandingkan dengan organisme hidup lainnya. Berbagai publikasi memperkirakan jumlah terpenoid yang berbeda senyawa (istilah inklusif yang digunakan untuk menggambarkan terpene dan senyawa dengan gugus terpene terkait dengan gugus lain yang diturunkan dari jalur yang berbeda) di pabrik bisa di skor ribuan. Meskipun mungkin ada beberapa ratus terpenoid yang ditemukan di semua atau hampir semua tanaman,oleh karena itu mereka didefinisikan sebagai metabolit primer - sebagian besar terpenoid terbatas pada garis keturunan tertentu atau bahkan spesies tunggal, dan karena itu disebut terpenoid khusus.

 Terpenoid dari metabolisme primer memiliki peran yang mencakup hormon, komponen sistem transfer elektron, protein agen modifikasi, penentu fluiditas membran, anti-oksidan, dan banyak lagi, dan peran yang beragam ini harus berevolusi di awal sejarah tanaman hijau (beberapa bahkan mendahului asal tanaman). Terpenoid spesifik garis keturunan, yang telah muncul sepanjang evolusi tanaman hijau, umumnya dipostulatkan untuk memainkan peran dalam interaksi ekologis tanaman dengan aspek biotik dan abiotik dari lingkungan mereka. Peran seperti itu termasuk pertahanan terhadap herbivora dan patogen, dan sinyal dan hadiah untuk organisme bermanfaat, seperti penyerbuk dan mikoriza.

Untuk jenisnya terpenoid terdapat beberapa jenis dilihat dari jumlah unit isoprena dalam suatu senyawa seperti hemiterpenoid, monoterpenoid, seskuiterpenoid, diterpenoid, sasterterpenoid, triterpenoid, tetraterpenoid, dan politerpenoid.
 

  1. Hemiterpenoid mengandung 1 unit isoprena yang mana isoprena mengandung 5 atom C.
  2. Monoterpenoid, mengandung 2 unit isoprena yang memiliki 10 atom C didalamnya.
  3. Seskuiterpenoid, mengandung 3 unit isoprena yang memiliki 15 atom C didalamnya.
  4. Diterpenoid, mengandung 4 unit isoprena yang memiliki 20 atom C didalam senyawanya.
  5. Sasterterpenoid, mengandung 5 unit terpene yang terdapat 25 atom C pada senyawanya.
  6. Triterpenoid, memiliki 6 unit terpene didalamnya dan terdapat 30 atom C pada senyawanya.
  7. Tetraterpenoid, memiliki 7 unit terpene yang terdapat 35 atom C pada senyawanya.
  8. Politerpenoid, memiliki lebih dari 7 terpene didalam senyawanya.

PERTANYAAN:
1.       Jelaskan mengapa terpenoid dikatakan sebagai pengatur tumbuhan?
2.       Jelaskan mengapa daun jarak dapat mencegah kanker payudarah, kanker kolon, mengobati radang selaput lender pada gusi, kegemukan (obesitas), melawan bakteri penyebab diare, menunda penuaan?
3.       Jelaskan mengapa terpenoid dapat mengalami reaksi adisi?

Komentar

  1. Saya Agustri manda sari NIM A1C117035. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama. Yang mana mengapa senyawa terpenoid dikatakan sebagai pengatur tumbuhan yaitu karena senyawa ini berperan penting dalam setiap tumbuhan. Struktur nya terkandung dalam tumbuhan dan mengatur kekhasan tumbuhan tersebut.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Baiklah disini saya akan membantu menjawab permasalahan nomor 3 dari Alfu
    Menurut pendapat saya hal itu dikarenakan terdapat pada sifatnya yaitu terpenoid ini memiliki bentuk berupa rantai dalam terbuka maupun siklik, kemudian pada terpenoid ini jika dia mengalami ikatan rangkap maka itu bisa saja lebih dari 1 dan sifat yang tak jenuh. Karena hal ini lah terpenoid dapat mengalami reaksi adisi.
    Semoga bisa membantu
    Terima Kasih

    BalasHapus
  4. Hai alfu,
    Saya Enung Sundari
    Nim A1C117056
    mencoba menjawab no 2
    Dimana pada daun jarak ini terkandung senyawa terpenoid yaitu triterpenoid yang memiliki fungsi sebagai antifungi, anti bakteri, atau virus.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Kimia Organik 3#1] Konformasi Struktur dan Stereokimia Lanjut Persenyawaan Kimia Organik

MEKANISME REAKSI E2

MEKANISME REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK SN1