[Kimia Bahan Alam#2] Prosedur dan Tahap Screening Potensi Kimia Bahan Alam
Screening fitokimia merupakan
tahap pertama untuk mengenali kandungan dari suatu senyawa dalam tanaman yang
akan diuji, bertujuan untuk memberikan cerminan tentang golongan senyawa yang
terkadang dalam tanaman yang sedang diteliti. Fitokimia atau kimia tumbuhan
mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan terkandung dalam suatau
tanaman seperti mengenai struktur kimianya, biosintetisnya, penyenbaran secara
ilmiah serta Fungsi biologisnya dari suatu tanaman.
Langkah
skirining fitokimia dengan cara melihat reaksi pengujian warna dengan
menggunakan suatu pereaksi warna. Peran penting dalam skirining fitokimia yaitu
metode ekstraksi dan pemilihan pelarut .
Terdapat
beberapa syarat dalam memilih metode yang digunakan untuk melakukan skrining
fitokimia seperti:
1.
metode yang dipilih harus sederhana
2.
metode yang dipilih harus cepat
3.
metode yang dipilih dapat dilakukan
dengan
peralatan
minimal
4.
hati-hati terhadap golongan
senyawa
yang
dipelajari
5.
metode yang dipilih harus memiliki batas kepekaan
untuk senyawa yang dipelajari atau bersifat
semikuantitatif.
6.
mampu memberikan keterangan
tambahan ada atau tidaknya senyawa dari golongan yang
dipelajari.
Uji fitokimia itu sendiri terdiri dari uji alkaloid,
steroid, flavonoid, saponin, fenol hidrukuinon, molisch, benedict, ninhidrin
dan biuret .
1.
Alkaloid
Senyawa metabolit yang mengandung
nitrogen dengan bilangan oksidasi negatif dan bersifat basa. Pada
struktur kimia golongan alkaloid golongan berupa piridan, tropan,
kinolin, dll. Sedangkan pemanfaatan alkaloid sebagai pengobatan.
2.
Steroid
Senyawa yang kerangka karbonnya
berasal dari enam satuan isoperna dan secara biosintersis diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualen. Dalam bidang farmasi digunakan sebagai
bahan baku pembuatan obat.
3.
Flavonoid
Senyawa fenol terbesar yang banyak ditemukan di alam. flavonoid kebanyakan terdapat pada tumbuhan yang terikat dari molekul gula sebagai glikosida dan bentuknya berupa campuran untuk senyawa tunggal jarang ditemukan.
Senyawa fenol terbesar yang banyak ditemukan di alam. flavonoid kebanyakan terdapat pada tumbuhan yang terikat dari molekul gula sebagai glikosida dan bentuknya berupa campuran untuk senyawa tunggal jarang ditemukan.
Flavonoid juga berfungsi sebagai
obat karena terdapat bioaktifitas yang terjadi seperti antiinflamasi, memaksimalkan fungsi vitamin C, pencegahan keroposan pada tulang, untuk
antibiotik, antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, maunpun sebagai diuretic.
4.
Saponin
Senyawa glikosida kompleks merupakan hasil kondensasi suatu gula dengan senyawa hidroksil organik yang jika dihidrolisisi memperoleh glikon, aglikon dan busa. Saponin berguna sebagai bahan pencuci kain (batik), dan shampoo. Untuk mendapatkan saponin dari tumbuhan dengan cara metode ekstraksi.
Senyawa glikosida kompleks merupakan hasil kondensasi suatu gula dengan senyawa hidroksil organik yang jika dihidrolisisi memperoleh glikon, aglikon dan busa. Saponin berguna sebagai bahan pencuci kain (batik), dan shampoo. Untuk mendapatkan saponin dari tumbuhan dengan cara metode ekstraksi.
5.
Fenol Hidrokuinon
Fenol meliputi berbagai senyawa yang
berasal dari tumbuhan dengan ciri yaitu cicin aromatik yang mengandung satu
atau dua gugus hidoksil. Identifikasi hasil positif senyawa ini yaitu adanya
perubahan warna larutan menjadi merah, violet, atau merah-ungu.
6.
Molish dan Benedict
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya gula pereduksi. Pada uji Benedict, gugus aldehid akan bereaksi
dengan pereaksi tersebut, kecuali aldehid terdapat dalam gugus armoatik, ataupun trrdapat dalam alpha hidroksi
keton.
7.
Biuret dan NInhidrin
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya protein dalam bahan. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino
bebas dan protein menghasilkan protein. Reaksi ini termasuk yang paling
umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein dan produk hasil
hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula dilakukan terhadap urin untuk
mengetahui adanya asam amino atau untuk mengetahui adanya pelepasan protein
oleh cairan tubuh. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang
terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari Biuret suasana basa akan terjadi reaksi dengan polipeptida ataupun
ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna
ungu (violet). Pada dua buah ikatan peptida atau
lebih terjadi reaksi positif, tetapi pada asam amino bebas atau dipeptida reaksinya negatif .
Alur Kerja Fitokimia
Pertanyaan:
1.
Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi
senyawa golongan alkaloid?
2.
Bagaimana screening fitokimia
terhadap uji senyawa saponin?
3.
Jelaskan bagaimana uji reaksi
identifikasi terhadap dioksiantrakinon?
Saya : Muhammad Rifky Saifuddin
BalasHapusNim : A1C117080
Saya akan menjawab permasalahan nomor 2.
Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan air panas dan dikocok. Hasil pemeriksaan saponin dini ilakukan dengan uji Forth berdasarkan kemampuannya membentuk buih dalam air. Uji Forth akan menghasilkan suatu glikoksida yang menandakan adanya saponin.
Haii Alfu, saya Sulviana Putri dengan NIM A1C117074 akan mencoba menjawab permasalahan pertama.
BalasHapusCara mengidentifikasi senyawa golongan alkaloid adalah dengan melarutkan sampel pada H2SO4 2N setelah itu diidentifikasi dengan beberapa reagent.
Dengan menggunakan reagent Dragendrof, jika positif akan terbentuk endapan merah hingga jingga.
Dengan reagent Mayer, jika positif akan terbentuk endapan putih kekuningan.
Dengan reagent Warner, jika positif akan menghasilkan endapan coklat.
Terimakasih. Semoga membantu :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Salsa Billa Aprianti dengan NIM A1C117052 ingin menanggapi pertanyaan nomor 3.
BalasHapusSebelum ditambahkan KOH 10%, dimasukkan dulu sampel yang ingin dimaserasi.