[Kimia Bahan Alam#1] ETNOBOTANI : Pemanfaatan Senyawa Bahan Alam Dalam Kehidupan Sehari-Hari (Tanaman Obat: JAHE)
Etnobotani
merupakan ilmu yang mempelajari
pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku-suku terkecil, Etnobotani sendiri muncul dan diperkenalkan oleh ahli tumbuhan
Amerika Utara, John
Harshberger tahun 1895 yang menjelaskan disiplin ilmu pada masalah-masalah yang berkaitan dengan tetumbuhan yang digunakan oleh orang-orang primitif dan aborigin. Harshberger memakai
kata Ethnobotany untuk menekankan
bahwa ilmu ini mengkaji sebuah hal yang terkait dengan dua objek yaitu, “ethno” dan “botany”, yang secara jelas bahwa ilmu ini adalah ilmu terkait etnik (suku bangsa) dan botani (tumbuhan). Pada Etnobotani terdapat hubungan
manusia dengan tumbuhan dan
lingkungannya yang dinamakan cabang
ilmu interdispliner, dimana Etnobotani mengungkap
keterkaitan budaya masyarakat
dengan sumber daya tumbuhan di lingkungannya secara langsung atau tidak langsung.
Tanaman
obat merupakan tanaman yang beberapa atau seluruh bagian tanaman tersebut
mengandung zat aktif yang
berkhasiat bagi kesehatan (penyembuhan penyakit). Baik berupa daun, bunga,
buah, kulit buah, kulit batang,
batang, akar dan umbi.
Jahe
sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat dimana jahe ini dinamakan tanaman
rimpang. Rimpang memiliki bentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Di
dalam jahe terdapat senyawa-senyawa seperti senyawa keton yang bernama zingeron yang membuat rasa dominan pedas yang terdapat pada jahe. Selain zingeron, ada senyawa
oleoresin (gingerol, shogaol), senyawa paradol yang turut juga memberikan rasa pedas.
Jahe memiliki nama latin Zingiber officinale yang termasuk ke dalam
divisi Pteridophyta, yaitu tumbuhan
paku atau pakis. Jahe juga termasuk ke dalam kelompok Trachaeophyta, yaitu tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati yang
dapat menyalurkan unsur hara yang terkandung dalam tanah melalui akar ke bagian
tajuk dan dapat menyalurkan hasil fotosintesis dan metabolisme dari daun ke
seluruh bagian tubuh.
Jahe tidak memiliki biji, dalam perkembangbiakannya
jahe bereproduksi dengan cara melepas spora. Spora dapat bersifat haploid (sel
dengan separuh jumlah genom (informasi genetik atau asam nukleat yang
berhubungan dengan DNA) dari sel normal) atau diploid (sel dengan dua
genom). Sel diploid terbentuk dari proses pembuahan sel-sel gamet (sel
reproduksi) yang umumnya bersifat haploid. Akan tetapi, sel diploid juga dapat
menghasilkan sel haploid melalui proses meiosis untuk membentuk sel-sel gamet. Jahe
termasuk ke dalam subdivisi Angiospermae
yang artinya jahe memiliki bunga. Selain itu, jahe termasuk ke dalam kelas Monocotyledoneae, yaitu tumbuhan biji
berkeping satu/tunggal.
Jahe termasuk ordo Scitamineae atau Zingiberales, yaitu tanaman berbunga sangat stabil. Jahe termasuk
famili Zingiberaceae (suku
temu-temuan) dan genus Zingiber
(rempah-rempah).
Jahe terdiri atas tiga kelompok,
yaitu :
a. Jahe Merah
Jahe merah memiliki rimpang yang
kecil, rasa yang lebih pedas, kulit berwarna merah, daging berwarna kuning
kemerahan, permukaan daun bagian bawah lebih gelap dan aroma yang tajam.
b. Jahe Emprit
Jahe emprit memiliki rimpang yang
lebih besar daripada jahe merah, berbentuk agak pipih, berwarna putih, memiliki
serat yang lembut dan beraroma kurang tajam.
c. Jahe Gajah
Jahe gajah disebut juga jahe badak. Tetapi,
di Bengkulu, jahe gajah lebih dikenal dengan sebutan jahe kombongan. Jahe gajah
memiliki rimpang yang paling besar daripada jahe merah dan jahe emprit. Serat
yang dimiliki jahe gajah hanya sedikit lembut. Aroma jahe gajah kurang tajam
dan rasanya kurang pedas.
Kandungan Kimia Dalam Jahe
Gambar segitiga dengan garis
putus-putus menandakan terjadinya reaksi hidrogenasi pada suatu senyawa. Contoh
pada Asam klorogenat.
Komponen bioaktif berperan sebagai
antioksidan (zat pencegah timbulnya radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh
manusia) dan mencegah timbulnya kanker. Komponen bioaktif yang terkandung dalam
ekstrak jahe, antara lain :
a. (6)-Gingerol (C17H26O4)
Gingerol merupakan senyawa yang
memberi rasa sangat pedas/panas. Reaksi reverse aldol mengubah gingerol menjadi
zingerone yang kurang pedas dan memiliki aroma yang pedas-manis. Jahe juga
mengandung (8)-Gingerol, (10)-Gingerol dan (12)-Gingerol.
b. (6)-Shogaol (C17H24O3)
Shogaol berasal dari bahasa Jepang
yang berarti Jahe. Shogaol terbentuk dari reaksi kondensasi atau dehidrasi pada
gingerol. Shogaol menyebabkan jahe kering lebih berasa pedas daripada jahe
segar. Jahe juga mengandung (4)-Shogaol, (8)-Shogaol, (10)-Shogaol dan
(12)-Shogaol.
c. Kurcumin (C21H20O6)
Kurkumin bersifat antitumor dan
antioksidan. Kurcumin termasuk senyawa Diarilheptanoid yang umumnya merupakan
zat berwarna kuning. Diarilheptanoid terkandung dalam rimpang jahe. Kurkumin
yang mengalami reaksi tautomerisasi akan membentuk keton (senyawa dengan gugus
karbonil (C=O)) dan enol/alkenol (alkena yang memiliki gugus hidroksil yang
melekat pada atom karbon berikatan rangkap dua).
Dalam percobaan in vivo (percobaan
yang dilakukan di dalam sel), kurkumin akan berubah menjadi senyawa metabolit
(intermediat/zat antara dan produk dari hasil metabolisme) berupa
dihidrokurkumin dan tetrahidrokurkumin. Kurkumin yang bereaksi dengan asam
borat (H3BO3) akan menghasilkan senyawa berwarna merah,
yaitu rososiania.
d. Eukaliptol
Eukaliptol disebut juga 1,8-Cineole.
Eukaliptol termasuk golongan monoterponoid, yaitu terpena yang termasuk
golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari getah dan vakuola
tumbuhan. Eukaliptol termasuk senyawa eter siklik.yang tidak mudah larut
dalam air, tetapi dapat bercampur dengan baik pada petroleum (minyak bumi),
etanol/etil alkohol dan kloroform/triklorometana (CHCl3).
e. Dehydro-[10]-gingerdione
Dehydro-[10]-gingerdione (C21H30O4)
termasuk ke dalam jenis senyawa fenol atau asam karbolat atau benzenol yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) dan berbentuk bubuk. Selain itu, jahe juga
mengandung 6-gingerdione.
f. Arginina
Arginina (C6H14N4O2)
memiliki dua gugus amina. Oleh karena itu, sifat basanya cukup tinggi. Arginina
termasuk senyawa asam amino.
g. Asam Alfa Linoleat
Asam alfa linoleat (C18H30O2)
disebut juga α-linolenic acid (ALA). Asam alfa linoleat adalah asam lemak
omega-3 yang termasuk ke dalam jenis asam lemak esensial (tidak dapat
diproduksi dalam tubuh manusia). Asam alfa linoleat terdapat dalam minyak
nabati. Selain itu, asam alfa linoleat juga terdapat dalam biji chia atau Salvia hispanica (tanaman berbunga yang
termasuk golongan mint yang ditemukan di Meksiko tengah dan selatan, serta
Guatemala), biji rami dan kacang.
h. Asam Aspartat
Asam aspartat (Aspartic acid) atau
disebut juga aspartat. Asam aspartat (C4H7NO4)
termasuk asam amino nonesensial (dapat diproduksi dalam tubuh manusia). Asam
aspartat berfungsi untuk meningkatkan neurotransmitter pada otak dan saraf
otot. Asam aspartat diproduksi dari asam glutamat yang juga termasuk asam amino
nonesensial.
i.
β-sitosterol
β-sitosterol (C29H50O)
termasuk fitosterol yang terdapat pada tumbuhan, seperti minyak sayur,
kacang-kacangan, alpukat, salad dan lain-lain. Struktur kimianya mirip dengan
kolesterol. Kadar β-sitosterol yang tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung. Fitosterol
terdiri atas sterol (steroid alkohol) dan stanol. Stanol adalah sterol jenuh.
Stanol tidak memiliki ikatan rangkap dalam struktur cincin sterolnya.
Yang dilingkari warna merah pada
gambar β-sitosterol adalah cincin sterol.
j.
Asam
Kaprilat
Asam kaprilat (Caprylic acid) adalah
asam lemak jenuh yang memiliki 8 atom karbon. Asam kaprilat terdapat dalam susu
di berbagai hewan mamalia, minyak kelapa dan minyak sawit (minyak hasil
ekstrasi ampas buah kelapa sawit).
Asam kaprilat adalah cairan berminyak yang mudah larut dalam air. Asam kaprilat memiliki bau yang tengik. Asam kaprilat digunakan dalam produksi wewangian, pewarna dan pestisida antimikroba. Selain itu, asam kaprilat juga berperan sebagai desinfektan. Asam kaprilat dapat mengobati penyakit kurap, gastroenteritis (infeksi virus dan bakteri pada usus dan perut) paratifoid (penyakit usus akibat infeksi bakteri Salmonella paratyphi A,B, dan C) dan candidiasis (infeksi jamur pada daerah reproduksi, mulut, kulit dan darah). Asam kaprilat mudah larut dalam lemak dan dapat menghancurkan koloni jamur.
Asam kaprilat adalah cairan berminyak yang mudah larut dalam air. Asam kaprilat memiliki bau yang tengik. Asam kaprilat digunakan dalam produksi wewangian, pewarna dan pestisida antimikroba. Selain itu, asam kaprilat juga berperan sebagai desinfektan. Asam kaprilat dapat mengobati penyakit kurap, gastroenteritis (infeksi virus dan bakteri pada usus dan perut) paratifoid (penyakit usus akibat infeksi bakteri Salmonella paratyphi A,B, dan C) dan candidiasis (infeksi jamur pada daerah reproduksi, mulut, kulit dan darah). Asam kaprilat mudah larut dalam lemak dan dapat menghancurkan koloni jamur.
k. Asam Klorogenat
Asam klorogenat (Chlorogenic acid)
termasuk golongan fenilpropanoid. Asam klorogenat (C16H18O9)
juga terkandung dalam biji kopi dan kentang.
Manfaat-manfaat
jahe bagi kesehatan tubuh
1. Melawan penyakit jantung dan stroke
Jahe dapat menjauhkan penyakit jantung dan stroke, khususnya bila dikonsumsi dengan makanan super lainnya seperti bawang putih & merah. Ketiganya memiliki kemampuan untuk mencegah penyumbatan darah sehingga bila dikonsumsi bersamaan, pastinya penyakit jantung atau stroke takkan berani mendekat.
2. Meredakan masalah pencernaan serta mual
Entah gangguan sakit perut biasa, mual, hingga morning sickness yang dialami oleh ibu hamil, semua itu dapat diatasi oleh jahe. Baru-baru ini para ilmuwan dari Taiwan bahkan mendapati 3 kapsul (total 1.2 gram) jahe bisa membantu meredakan rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh penderita gangguan pencernaan jenis dispepsia atau maag. Sama seperti gangguan lain seperti kembung atau konstipasi, jahe akan merilekskan otot saluran cerna sekaligus membantu proses pencernaan makanan. Untuk mendapatkan manfaat jahe guna meredakan gangguan pencernaan, Anda dapat mengonsumsi jahe secara langsung, membuat jus jahe, atau menghirup aromanya melalui minyak esensial.
3. Membantu penyerapan nutrisi
Normalnya makanan yang masuk dari mulut ke saluran cerna akan dicerna dan diserap, kemudian sisanya akan dibuang melalui anus. Namun bila ada makanan yang terjebak dan tidak sampai ke usus besar, maka itu akan meragi, membusuk, bahkan menimbulkan gangguan yang dapat mengancam nyawa seseorang. Akan tetapi kalau proses cerna tidak berlangsung sempurna maka itu juga bisa mengganggu percampuran dari nutrisi makanan yang disantap. Kedua hal ini akan mengganggu jalannya penyerapan nutrisi makanan, menyebabkan tubuh kurang gizi.
4. Mendongkrak fungsi pernafasan dan imunitas tubuh
Jahe dapat menghangatkan tubuh sehingga mampu mengikis timbunan toksin yang bersarang dalam organ-organ tubuh. Tak hanya itu, rempah super ini juga bisa membersihkan limpa sehingga tak ada lagi toksin yang tertinggal dalam tubuh. Dengan demikian tubuh bebas infeksi, terutama di saluran pernafasan. Bagi Anda yang mengalami gangguan pernafasan belakangan ini atau kerap sakit-sakitan, hiruplah campuran antara minyak jahe dan eucalyptus.
5. Mencegah infeksi akibat bakteri
Pihak Journal of Microbiology and Antimicrobials membagikan hasil studi pada tahun 2011 yang menunjukkan betapa efektifnya jahe dalam mendongkrak sistem kekebalan tubuh. Ketimbang memakai antiobiotik, jahe bisa membunuh bakteri berbahaya yang biasanya menimbulkan komplikasi di rumah sakit yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes.
Oleh sebab itu, kapanpun Anda berkunjung ke rumah sakit, bawalah minyak esensial jahe dan bubuhkan beberapa tetes pada air minum agar Anda tidak mudah terkena infeksi.
6. Menjauhkan infeksi karena jamur
Bukan hanya bakteri berbahaya saja yang tidak tahan menghadapi jahe, namun jamur juga. Untuk mendapatkan manfaat ini, campurkan beberapa tetes minyak esensial jahe murni dengan tea tree dan 1 sdt minyak kelapa, lalu aplikasikan 3 kali sehari.
7. Menyembuhkan tukak lambung dan GERD
Sejak 1980, para ahli sudah membuktikan bahwa jahe dapat menyembuhkan tukak atau luka pada lambung. Menurut hasil studi yang dipublikasikan jurnal Molecular Nutrition and Food Research, jahe bahkan 6-8 kali lebih kuat timbang Prevacid, jenis obat yang biasa dipakai untuk mengobati asam lambung.
8. Mengurangi rasa sakit
Sama halnya dengan capsaicin yang terdapat dalam cabe, jahe juga dapat mengurangi rasa sakit karena gingerol berperan sebagai reseptor yang terletak di ujung saraf. Rasa pedas atau panas saat makan cabe mungkin akan dirasakan ketika mengonsumsi jahe, namun ini akan cepat hilang. Dan sebagai gantinya, rasa sakit yang Anda rasakan akibat peradangan akan segera hilang.
9. Mencegah kanker
Pihak peneliti dari Universitas Minnesota menemukan bahwa mengonsumsi jahe dapat menghambat pertumbuhan sel kanker rahim. Basil Roufogalis selaku pimpinan eksekutif Herbal Medicine Research and Education Centre menyarankan konsumsi teh jahe beberapa kali sehari untuk menghilangkan rasa sakit. Untuk manfaat jahe lebih maksimal, setiap hari Anda bisa mengonsumsi bubuk akar jahe 1000 mg, atau 2 tetes minyak esensial jahe 2 kali sehari.
10. Mencegah komplikasi pada penderita diabetes
Gingerol dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Berbekal dari pengetahuan tersebut, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry mendapati bahwa jahe juga bisa menekan akumulasi sorbitol dalam sel darah manusia. Intinya, rempah berwarna coklat ini tak hanya mencegah dan menjungkirbalikkan diabetes, namun juga melindungi penderitanya dari komplikasi.
Pertanyaan:
1.
Jelaskan mengapa pada jahe terdapat rasa
pedas dan panas ?
2.
Jelaskan apakah bias mengatasi diare
dengan mengkonsumsi jahe serta hubungannya jahe dengan diare?
3.
Kita ketahui bahwa pengetahuan masyarakat
tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat masih sangat minim walaupun
masyarakat sudah banyak menggunakan tatapi masyarakat masih banyak yang tidak bias
menjelaskan dengan lebih rasional dan ilmiah mengenai pemanfaatan tumbuhan obat
tersebut. Yang ingin saya tanyakan bagaimana kerangka berpikir yang perlu diperbaiki dalam pengenalan
etnobotani tanaman obat terhadap masyarakat ?
Saya Seprida Anjelina ( A1C117051) ingin mencoba pertanyaan dari alfu yang nomor 1. Rasa pedas dari jahe disebabkan oleh senyawa Gingerol. Reaksi reverse aldol mengubah gingerol menjadi zingerone yang kurang pedas dan memiliki aroma yang pedas-manis. Jahe juga mengandung (8)-Gingerol, (10)-Gingerol dan (12)-Gingerol Selain itu, juga ada senyawa oleoresin (gingerol, shogaol), senyawa paradol yang mana juga menyebabkan rasa pedas pada jahe.
BalasHapusPerkenalkan saya Novela Melinda (A1C117007) kelas reguler A, ingin mencoba menjawab untuk permasalahan nomor 2. Diare bisa diatasi dengan jahe, karna kandungan fitokimia yang ada pada jahelah yang sangat bermanfaat sebagai obat diare. Jahe bisa meredakan kejang otot di saluran pencernaan bagian bawah, karena itulah jahe dapat membantu tubuh untuk mengeluarkan penyebab diare. Kemudian juga jahe dapat memerangi infeksi yang menjadi penyebab diare.
BalasHapusAssalamualaikum alfu,
BalasHapusSaya Enung Sundari dengan NIM A1C117056 akan memcoba menjawab pertanyaan no 3 dimana pada pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman sebagai obat hanya sebatas pengetahuan turun temurun sebagai bentuk interaksi antara masyarakatvdengan lingkungannya. Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan tradisional secara turun temurun. Untuk itu perluvdilakukan pemberian informasivtentang pemanfaatan tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat tradisional berdasarkan kajian etnobotani. Pengenalan etnobotani kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakatvjika produk obat dari tanaman ini dapat di produksi dan dikemas secara baik untuk di jual.