MEKANISME REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK SN2
Reaksi
Substitusi
Reaksi substitusi yang biasanya sering kita dengar sebagai reaksi pertukaran gugus fungsi yang terjadi
saat atom atau gugus atom dari suatu senyawa karbon digantikan oleh atom atau
gugus atom lain dari senyawa yang lain. Pada reaksi ini, ada atom atau gugus
atom yang terikat dan ada yang lepas. Pada reaksi ini, ada atom atau gugus atom
yang terikat dan ada yang lepas. Senyawa karbon yang mengalami reaksi ini
adalah sebagai berikut :
Reaksi antara alkana + halogen
Alkana (R-H) bereaksi substitusi
dengan halogen (X2) dengan bantuan sinar ultra violet menghasilkan senyawa
haloalkana (RX).
Rumus umum :
R – X + X – X → R – X + H – X
Keterangan : R = alkil yang berikatan tunggal (CnH2n+2)
X
= unsur halogen (F, Cl, Br atau I)
Pada reaksi substitusi diatas, atom
H pada alkanan digantikan oleh atom X pada halogen.
Contoh :
Contoh :
Propana + gas klor menghasilkan
kloropropana + asam klorida
Nukleofilik merupakan pereaksi yang
menyebabkan terjadinya suatu reaksi subtitusi. dimana sebuah nukleofil yang kaya
akan electron berikatan dengan menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau
atom yang disebut gugus lepas atau pergi.
Gugus pergi merupakan gugus apa saja
yang mudah diputus dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Gugus-pergi yang
membawa pergi elektron disebut nukleofugal,
dan gugus-pergi yang tanpa membawa elektron disebut elektrofugal.
Sifat gugus pergi:
- Gugus pergi yang baik adalah anion stabil (basa konjugat) dan turunan dari asam kuat. Gugus pergi yang baik biasanya adalah basa lemah.
- Gugus pergi yang buruk adalah gugus –OH pada alcohol sehingga tidak bisa digantikan oleh Nukleofil sehingga harus diubah menjadi gugus lain.
Bentuk
umum reaksi Nukleofililk :
Nu: + R-X → R-Nu + X:
Keterangan:
R-X (menandakan substrat dengan gugus
pergi X)
Pada reaksi tersebut, pasangan elektron dari nukleofil
menyerang substrat membentuk ikatan baru, sementara gugus pergi melepaskan diri
bersama dengan sepasang elektron. Produk utamanya adalah R-Nu. Nukleofil dapat memiliki
muatan listrik negatif ataupun netral, sedangkan substrat biasanya netral
atau bermuatan positif.
Dalam reaksi substitusi nukleofilik dibagi menjadi
dua tahapan yaitu reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler atau yang sering
kita sebut reaksi (SN1) dan reaksi nukleofilik bimolekuler yang sering disebut
dengan reaksi (SN2).
Mekanisme reaksi substitusi
nukleofilik SN2
Mekanisme reaksi SN2 merupakan
proses suatu tahap dan hanya terjadi pada alkil halida primer dan sekunder. Nukleofil yang menyerang
adalah jenis nukleofil kuat seperti -OH, -CN, CH3O-.
Serangan dilakukan dari belakang. Untuk lebih jelas, perhatikan contoh reaksi
mekanisme SN2 bromoetana dengan ion hidroksida berikut ini.
Ciri-Ciri
reaksi SN2
- kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut ketika nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi.
- Jika substrat R-X bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier. Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.
- Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh (S)-2-butanol.Ion hidroksida menyerang dari belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi, ketiga gugus yang terikat pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong oleh suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam molekul ini OH mempunyai perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya adalah (S)-2-butanol. Jadi reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
Peranan gugus tetangga pada
mekanisme reaski SN2
- Gugus tetangga dapat menggunakan pasangan elektronnya untuk berinteraksi dengan sisi belakang atom karbon yang menjalani substitusi, sehingga mencegah serangan dari nukleofilik, sehingga nukleofilik hanya dapat bereaksi dengan atom karbon dari sisi depan, dan produknya mengikuti konfigurasi awal. Atom atau gugus yang dapat meningkatkan laju SN2 melalui partisipasi gugus tetangga ialah nitrogen dalam bentuk amina, oksigen dalam bentuk karboksilat dan ion alkoksida, dan cincin aromatik. Partisipasi hanya efektif jika interaksinya membentuk cincin segitiga, lima dan enam.
- Sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediate yang baru pada pusat reaksi
- Dengan adanya partisipasi gugus tetangga, konfigurasi produk sama dengan substrat. Partisipasi gugus tetangga ini juga dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Jika suatu gugus tetangga mempengaruhi reaksi melalui suatu jalan yang menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi, maka gugus tetangga tersebut dikatakan sebagai “anchimeric assistance”.
Permasalahan
1. apa yang terjadi Jika
konsentrasi pereaksi dalam reaksi SN2
diperbesar, jelaskan?
2. Mengapa basa lemah
merupakan gugus pergi yang baik dan basa kuat merupakan gugus pergi yang buruk
jelaskan?
Serta berikan contoh
3. Dari penjelasan di atas tadi bahwa atom atau gugus yang dapat meningkatkan
laju SN2 melalui partisipasi gugus tetangga ialah nitrogen dalam
bentuk amina, oksigen dalam bentuk karboksilat dan ion alkoksida, dan cincin
aromatik. yang ingin saya tanyakan bagaimana partisipasi atau pengaruh nitrogen dan oksigen sebagai gugus tetangga? jelaskan
Nama : Kurnia Aulia
BalasHapusNim : A1C117068
Baiklah disini saya akan membantu permasalahan nomor 2 dari saudari alfu.
Gugus pergi adalah gugus apa saja yang mudah diputus dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Gugus pergi yang membawa pergi elektron disebut nukleofugal, dan gugus pergi yang tanpa membawa elektron disebut elektrofugal.
Sifat gugus pergi:
1. Gugus pergi yang baik adalah anion stabil (basa konjugat) dan turunan dari asam kuat. Gugus pergi yang baik biasanya adalah basa lemah.
Contoh:
- Ion halida, yaitu I-, Cl-, dan Br-.
- Turunan asam organic kuat dan terstabilkan oleh resonansi.
2.Gugus pergi yang buruk adalah gugus –OH pada alcohol sehingga tidak bisa digantikan oleh Nukleofil sehingga harus diubah menjadi gugus lain.
Kemungkinan suatu gugus digantikan oleh gugus lain tergantung pada kebasaan relatif dari kedua gugus. Semakin lemah kebasaan suatu gugus, kemampuan untuk pergi lebih baik. Basa lemah adalah yang baik karena basa lemah tidak bisa berbagi elektron mereka seperti yang dilakukan oleh basa kuat.
Itu jawaban dari saya, semoga bermanfaat ☺️.
Saya Sulviana Putri dengan NIM A1C117074 akan mencoba menjawab permasalahan dari alfu yang pertama
BalasHapusSesuai dengan hukum laju reaksi, yaitu laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi kedua pereaksi. Oleh sebab itu jika salah satu atau keduanya nilai konsentrasinya diperbesar maka laju reaksi SN2 akan besar atau bertambah. Laju terbentuknya produkpun akan bertambah besar.
Sekian jawaban saya, semoga membantu :)
Saya Khairil Liza
BalasHapusNIM A1C117036
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3.
1. Partisipasi Nitrogen
Partisipasi nitrogen sebagai gugus tetangga dapat terjadi dalam bentuk aminanya. Kinetika reaksi diatas merupakan reaksi orde satu. Kecepatan reaksi tergantung hanya pada konsentrasi substrat tapi tidak pada nukleofiliknya. Hal ini mengherankan, dimana substitusi nukleofilik atom karbon primer SN2 kecepatan reaksinya tergantung pada konsentrasi substrat dan nukleofilik. Tetapi dengan adanya partisipasi gugus tetangga mengakibatkan kecepatan reaksinya hanya bergantung kepada konsentrasi substratnya saja.
2. Partisipasi oksigen
Untuk partisipasi oksigen ini dapat kita lihat dari Contoh berikut, yaitu pada substitusi basa dari 1,2-klorohidrin menghasilkan 1,2-diol dengan konfigurasi yang tidak berubah.
Serangan awal dilakukan oleh basa pada pembentukan anion alkoksida, dilanjutkan dengan serangan internal oleh RO- dan menghasilkan epoksida dengan inversi konfigurasi pada C*. Atom karbon ini selanjutnya menjalani reaksi SN2 oleh serangan OH-, dengan inversi konfigurasi yang kedua pada C*. Anion alkoksida yang kedua ini mengabstraksi proton dari pelarut untuk membentuk produk 1,2-diol dengan konfigurasi yang sama dengan substrat.